Dari Hutan Papua ke Hutan Michigan


Sumber: http://seputarkuliah.com/dari-hutan-papua-ke-hutan-michigan/

 

Foto 1. Rina Nelly Jowei di Kota New York

Published on March 26th, 2016 | by Admin Seputar Kuliah

Dari Hutan Papua ke Hutan Michigan

Apa kesamaan antara Papua, Provinsi paling timur Indonesia ini, dan Michigan, Negara bagian utara di Amerika Serikat? Jawabannya adalah alasan mengapa Rina Nelly Jowei belajar untuk gelar Master of Science dalam bidang studi Forest Management di Michigan State University, East Lansing, Michigan. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting baik di Papua maupun Michigan, dan bagaimana sumber daya ini dikelola itu penting baik bagi peneliti Indonesia maupun Amerika dan pengelola hutan.

Salah satu bidang USAID dalam pelayanan lingkungan untuk Indonesia adalah melalui penelitian dan pelatihan jangka panjang dan jangka pendek di bidang keberlanjutan hutan sebagai sumber daya nasional dan lokal. Sebagai bagian dari pelayanan, USAID menawarkan beasiswa PRESTASI kepada pegawai umum dan swasta di Indonesia untuk belajar di Amerika Serikat agar dapat menemukan langkah untuk membantu pengelolaan hutan di Indonesia.

Rina Nelly Jowei adalah dosen dan peneliti di Fakultas Kehutanan, Universitas Papua (UNIPA) di Manokwari. Dia mendaftar dan diwawancarai untuk beasiswa PRESTASI, dan dianugerahi beasiswa untuk program pascasarjana dua tahun untuk bidang studi Forest Management. Dia memilih Michigan State University yang berspesialisasi dalam ilmu kehutanan. Rina menghabiskan dua musim panas berturut-turut untuk melakukan penelitian di Pusat Studi Pohon (Trees Research Center/TRC) Michigan State University, di mana dia aktif dalam bidang yang diminatinya, manajemen persemaian.

Pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari Rina di Michigan sangat bermanfaat bagi pekerjaannya saat kembali ke Papua. “Ada beberapa peluang bagi saya untuk menerapkan pengetahuan yang saya pelajari di Michigan State University. Sebagai contoh, saya ditugaskan untuk melakukan Survei Potensi dan Identifikasi Hasil Hutan Bukan Kayu di Kabupaten Mamberamo Raya. Dimana tujuan dari survei ini adalah : untuk mengetahui jenis, potensi, dan penyebaran komoditas HHBK di Kabupaten Mamberamo Raya; mengidentifikasi teknologi pemanfaatan, peruntukan dan pemasaran komoditas HHBK; Memberikan arah yang jelas bagi kebijakan pemerintah dalam rangka pemanfaatan hasil hutan pada umumnya; dan juga Memberikan data yang akurat bagi dunia usaha dalam rangka pengembangan investasi dalam pemanfaatan HHBK di Kabupaten Mamberamo Raya,” kata Rina.

Selain itu juga terlibat dalam kegiatan pengumpulan data Tata Cara Pemberian Izin dan Retribusi Perizinan Pemanfaatan dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Adat dan Areal Hutan Lainnya di Kabupaten Fak-fak, Papua Barat, Data dikumpulkan di lapangan dalam bentuk survei dan wawancara dengan masyarakat setempat, pemilik hak ulayat, distributor kayu dan hasil hutan ikutan, dan pengambil kebijakan setempat. Tujuan dari pengumpulan data, Rina menjelaskan, adalah untuk membuat suatu dan berkesinambungan.

“Dengan mempelajari hasil pengumpulan data, tim kami mereview dan merumuskan kebijakan daerah yang berlaku dalam hal pengambilan, peredaran dan penggunaan kayu lokal. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan produk kayu ini sedang dikaji, dan modifikasi akan diusulkan agar kebijakan yang dibuat mengakomodir kepentingan masyarakat baik pemilik hak ulayat setempat, konsumen,dan distributor atau pengusaha. Namun lebih penting lagi adalah untuk menyelamatkan hutan di Kabupaten Fak-Fak dari bahaya penebangan liar,” lanjut Rina.

Kegiatan yang dilakukan Rina dan tim UNIPA dalam mendata penggunaan kayu untuk keperluan industri ini sangat penting. Sekarang negara-negara maju sudah mengharuskan sertifikasi kayu legal. Di Indonesia juga ada lembara pemberi sertifikasi yaitu Lembaga Ekolabel Indonesia. Semua hasil kayu yang bersertifikasi memasuki pasar internasional dengan harga lebih tinggi. Tambahan penghasilan yang diperoleh dari penjualan kayu ditujukan untuk membantu pengembangan masyarakat lokal di mana kayu tersebut berasal.

Pekerjaan yang dilakukan Rina bersama dengan tim UNIPA membuka kesempatan baginya untuk bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan universitas-universitas lain baik lokal maupun internasional. Dia juga bergabung dengan tim pokja Provisi Papua Barat dalam menyusun Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Khusus (Raperdasus) untuk Provinsi Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi. Rina sementara ini juga sedang merampungkan kerangka acuan untuk proyek khusus yang bertujuan untuk menurunkan status pemanfaatan kawasan hutan sebagai konsekuensi dari pengembangan wilayah berdasarkan UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus . Proyek tersebut masih dalam masa penjajakan dan rencana akan dilaksanakan pada tahun 2016 dengan bantuan pendanaan dari Pemerintah Norwegia. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi Rina bisa dipercaya untuk terlibat langsung di dalam kegiatan tersebut.

Di samping bertambahnya kemampuan berbahasa dan ilmu di bidang keprofesiannya, Rina pun mengaku dapat memperluas networking melalui studinya di Universitas Negeri Michigan ini. “Terjalinnya komunikasi dengan profesor-profesor yang mengajar serta rekan-rekan dari Universitas Negeri Michigan, sempat menciptakan sebuah wacana proyek kerjasama, khususnya antara Universitas Negeri Michigan dengan Universitas Papua,” kata Rina.

Meskipun Michigan berada di sisi bumi yang lain dari Papua, Forest Manajer Rina Nelly Jowei berhasil mempertemukan orang dan ide-ide yang akan membantu melestarikan dan mempertahankan hutan serta masyarakat hutan di tanah airnya.

[prestasi-iief]


Leave a Reply